Minggu, 15 April 2012

Sebagai "Guru"

Guru salah satu profesi yang bisa dibilang "mulia" dan menjamin setiap pelakunya untuk "masuk surga" (kata kebanyakan orang). Tapi gue miris sama temen2 gue yang pada masuk jalur kependidikan. Ya bukannya gue mau suudzon pa gmn, tp ini menurut pengamatan sejenak. Mereka memilih jadi guru itu karena alternatif terakhir yang mereka punya. Emang sih g semua gitu, ada juga yang emang dari awal pengen banget jadi guru, tapi g sedikit juga nganggep guru tuh alternatif akhir yang mereka pilih setelah tujuan awal mereka gak kecapai. Temen2 gue (dari social cz habitat awal gue dari sana) tujuan awal mereka yg gue tau tuh kalo nggak sekolah diikatan dinas (stan,ipdn,dsb) y milih jurusan2 keren (akuntansi,manajemen,psikologi,komunikasi,dsb) tapi setelah menjalani berbagai seleksi dan semua tujuannya itu nggak tercapai, baru senjata akhir lewat snmptn pada milih kependidikan. Y emang sih, gak salah jadiin profesi guru itu alternatif akhir, tp kalo pengin sukses y bangun dulu niat dari awal kalo pengin jadi guru, jangan coba2 lah menurutku jadi guru cz pekerjaan ini gak gampang. Harus bisa jaga nama baik profesi guru itu sendiri "Digugu lan Ditiru", toh kalo nglakuin salah sedikit bisa jadi "nila setitik rusak susu sebelanga" dan kesalahan guru pasti bakal diinget sepanjang masa cz julukan mereka sebagai "seseorang yang mengajari" seharusnya berbanding lurus dengan tingkah laku yang baik. Kalo tingkah lakunya salah / nggak baik, mau ngajari kesalahan sama yang jelek2 tuh guru.

#Sedikit opini dan bahan pertimbangan.

Tidak ada komentar: